Selamat malam semuanyaaa.
Kuucapkan selamat malam karena aku nulis blognya malam hari. Wakakaka.. Onok
hubungane ta? Ganok yo, iyo ancen kene wes ganok hubungan, cukup koncoan.
Wakakakaka.
Oke guisss, lanjut.. Tadi sore
aku sudah menuliskan “mencapai tujuan part 2” nya yaaww. Sekarang aku lanjutkan
ke part 3 nya yaa. Langsung sajaa yaaa..
Bulan Desember tahun 2018
merupakan bulan yang sangat berkesan bagiku. Bulan dimana aku biasanya
mendapatkan kebahagiaan, tapi kali ini aku mendapatkan sesuatu yang membuat aku
harus tetap mensyukurinya. Aku tidak menyebutnya ini merupakan kesusahan tapi
aku menyebutnya pembelajaran. Ya.. bulan Desember 2018 aku banyak mendapatkan
pembelajaran. Terutama pembelajaran agar terus berhusnudzon kepada Allah SWT.
Bulan Desember, aku kembali fokus
untuk mencari judul lagi dan lagi. Kali ini aku harus menyetorkan judul beserta
jurnal internasionalnya. Memang di part 2 aku menjelaskan bahwasannya aku
sangat down pada saat itu. Ya, pada saat itu saja, selanjutnyaa aku makin semangat,
dan mata hati dan pikiranku mengatakan bahwa harapan untuk jadi kenyataan itu
masih ada. Hanya saja tertunda sebentar saja.
Bulan Desember kali ini yang aku
lakukan tiap hari hanya mantengin laptop dann mantengin proquest, emerald,
google scholar, springer dan peranakannya waakakaka. Aku pun terus berusaha
mencari judul dengan dibantu salah seorang teman SMA ku. Hanya dia yang setia
membantuku hingga sekarang. Semoga dia selalu mendapat keberkahan dan
kelancaran di setiap hidupnya. Aamiin. Hingga akhirnya aku menemukan tiga judul
yang siap aku setorkan.
Nekatt dan dengan kata bismillah
aku pun berharap keputusan yang terbaik dari judul yang akan aku setorkan. Dari
tiga judul sebenarnya dosen pembimbingku tertarik dengan satu judulku (aku lali tapi tentang opo wkwkwk) kalau
nggak salah tentang Akuntan Publik. Beliau hanya berkata
“Saya suka sama
judulmu ini, akan tetapi pengujimu Mrs WA pernah meneliti tentang ini. Saya
takut jika kamu nanti malah dihabiskan sama beliau. Apakah kamu nggak ada judul
lain lagi?”
“Tidak Bu. Saya hanya mendapatkan
tiga itu Bu. Sekiranya ibu bisa memberikan saya solusi tema apa yang harus saya
ambil.”
“Nah saya masih memikirkan itu.
Soalnya pengujimu ini nggak main-main. Gini aja, sekarang kamu cari di beberapa
jurnal seperti proquest, emerald, google scholar, dan (aku lali sarane opo wkwkwk). Kamu carii itu, dan kamu juga baca
jurnal-jurnal internnya beliau. Cermati penulisannya. Kamu setor judulnya lewat
grup whatsapp sajaa, tapi sama beri jurnalnya ya.”
“Baik Bu.”
“Kamu yang sabar, kamu pasti
bisa. Memang kita harus antisipasi dari awal, takut ada kejadian-kejadian kayak
yang lain, yang banyak disuruh ganti judul. Jadi, kamu saya ketat in dari
sekarang. Kamu Pasti bisa.”
Dari percakapan diatas kalian
bisa tebak kan, bagaimana sifat dan sikap Mrs LN sang pembimbingku? Awalnya aku
mengira beliau killer dan sejahaattt jahatnya, namun beliau ternyata orang yang
sangat sangat baik. Jadi, jangan menilai seseorang hanya sekilas, kalau kalian
belum tahu apa yang sesungguhnya ada pada dirinya.
Lanjut... sekarang memasuki
pertengahan desember, aku hampir tiap hari setor judul. Namun terus ditolak.
Lumayan malu juga sih kalau ditolak apalagi ini di grup. Tapi, aku tetap tidak
memperdulikan malu atau tidaknya, terpenting judulku segera di acc. Waktu terus
berlalu, hari-hariku di bulan Desember teruss aku isi dengan membaca jurnal dan
mencari judul. Frustasi? Pasti. Stress? Jangan ditanya lagi. Pusing? So pasti.
Nangis? Sering dong. Tapi satu hal yang aku harus sembunyikan, sebisa mungkin
aku tidak menangis di hadapan orang tua. Karena aku yakin ketika aku menangis
dihadapan mereka, hati mereka pun ikut menangis. Jadi aku lebih baik pasang
muka tegar, ikhlas dan berusaha menerima ini semua dengan lapang dada. Aku berusaha
meyakinkan diriku bahwa “Aku yakin aku bisa, hanya tinggal menunggu waktu yang
tepat”. Energi positif selalu aku salurkan dalam tubuhku. Karena memang itu
sangat mempengaruhi. Semakin kita banyak menyalurkan energi positif hal-hal
yang akan terjadi pun akan menunjukkan sinyal posiitif.
Setor judul satu ditolak, dua
ditolak dst, hingga lima kali dalam bulan Desember. Bingung lagi lah aku, harus
memakai judul apalagii ini??? Oke Stress lagi, karena bener-bener bingung judul
apa yang harus aku gunakan lagi. Otakku terasa tersumbat tak bisa mengalirkan
energi positif lagi, tak bisa berpikir untuk menemukan solusi ini. Hingga di
hari ulang tahun ku pun, yang aku dapatkan hanya tangisan, karena sampai menuju
akhir bulan aku belum menemukan judul yang pas. Bisakah aku melanjutkan mimpi
ku menjadi seorang sarjana? Rasa putus asa? Pasti ada. Namun tak bolehlah kita
berlarut-larut dalam keputusasaan. Tak boleh berlama-lama dalam kesedihan dan
kebingungan. Harus semangat dan bangkit lagi, aku mempercayai bahwa waktu itu
akan datang. Tunggu sebentar lagi. Saat aku mulai merasa frustasi, bingung dan
sejenisnya, aku berusaha menenangkan pikiran dengan berdoa, berhusnudzon kepada
Allah dan mendengarkan cermah-cermaah agama. Dan itu sangat membantuku
mengembalikan semangat.
Aku masih punya Allah, terus
ngapain aku resah? Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
hambaNya. Kalau aku diberi cobaan berarti aku mampu dong melewatinya. Hanya
menunggu waktu yang tepat. Jodoh aja datang di waktu yang tepat bukan di waktu
yang cepat wakakaka. Begitu pula dengan kesuksesan yang juga akan datang di
waktu yang tepat. Ikuti saja semua alurnya dengan lapang dada, diiringi usaha
dan doa. Allah tahu kok yang terbaik menurut hambaNya. Allah tidak akan
mengecewakan hambaNya.
Itulah kalimat-kalimat yang
membuatku tenang dan bangkit lagi. Fyi aja, aku memang mudah stres, tapi aku
juga mudah kembali semangat. Cukup 1-2 hari stress besoknya udah balik lagi.
Wakakakka. Dasar aku.
Lanjut lagi yaww..
Sampai akhir bulan Desember di
malam tahun baru pun aku masih mencari judul. Paginya juga aku setor judul tapi
ditolak terus menerus. Ya sudah memang belum saatnya. Hingga saat judul ke
tujuh ku ditolak, aku dengan nekat meminta pendapat Mrs LN tentang sebaiknya
aku mengambil tema apa. Lalu beliau menjelaskan bahwa aku bisa ambil tema
tentang “bla bla bla.” Lalu aku pun segera mencari jurnalnyaa selama beberapa
hari, dan hingga tak terasa sudah memasuki Bulan Januari. Waktu memang berjalan
dengan cepat.
Akhirnya aku menemukan judul yang
cocok terkait tema yang disarankan Mrs LN. Jurnalnya pun sangat relevan.
Dannnn.... teng teret teng teng, Januari awalkira-kira tanggal tiga atau nggak lima
Januari 2019 finally judulku di acc. Sujud syukur lah aku, orang tua ku pun aku
beritahu bahwa judulku di acc. Betapa bahagianya mereka melihat aku yang hanya
di acc judul. Bagaimana saat aku berhasil melewati tahap selanjutnya? Pasti
mereka akan lebih bahagia lagi. Dalam hati aku
berdoa “Ya Allah lancarkanlah proses hamba selanjutnya, jadikanlah hamba
anak yang sholehah dan bisa membahagiakan kedua orang tua, mereka telah banyak
berkorban jiwa raga hanya demi anaknya menjadi seorang sarjana.”
Setelah berbagai penolakan judul
terjadi, berbagai kesetresan terjadi, bingung dewe kudu lapo, akhirnya judul ku
di acc juga. Seperti yang aku katakan Tuhan akan memberikan di waktu yang tepat
dan mungkin ini waktu yang tepat. Seneng? Pasti. Bahagia? Puasti. Semangat kan?
Sangat semangat dong mengerjakan proposal ulang. Mencoba menikmati semua proses
ini. Lalu apakah proses ini sudah akan mendekati pencapaian tujuan? Oh tenang
guys, masih banyak proses yang harus kulalui. Dan inilah pengantar kestresan
yang lebih tinggi lagi. Dimana berusah berpostive thinking dan mengendalikannya
sedikit susah. Apakah yang akan terjadi selanjutnya??? Simak di part 4 aja yaa.
Komentar
Posting Komentar