Setelah kesulitan pasti ada
kemudahan. Kalimat itulah yang saat ini aku alami. Setelah berbagai kesulitan,
kesedihan yang aku rasakan sekarang kemudahan dan kebahagiaan aku dapatkan.
Mencapai tujuan part 4.
Setelah judulku di acc bulan
Januari, secepat mungkin aku mulai mengerjakan proposal tersebut. Hingga ada
kejadian yang menggemashkannn antara aku dan dosen pembimbingku. Ketika itu aku
mengerjakan proposal kurang lebih dua minggu, kemudian aku pun maju bimbingan.
Akan tetapi, saat itu sang Mrs LN sangat sibuk, dan akhirnya aku dan
teman-temanku menunda untuk menyerahkan proposal kurang lebih satu minggu.
Kemudian, setelah aku menyerahkan
proposal hal menggemashkan terjadi.
(Aku mengetuk pintu ruangan
tempat beliau istirahat setelah mengajar)
“Assalamualaikum Bu. Ini saya mau
menyerahkan proposal yang judulnya bla bla bla, dengan penguji Mrs WA”
“Oke. Saya lihat sebentar.”
(Beliau pun asyik membolak-balik
draft proposalku)
“Loh ini jenis penelitian
kuantitatif?”
“Nah itu bu, saya bingung, waktu
judulnya ibu acc kan ibu perbaiki judul saya, nah saya mikir ini cocoknya
kualitatif Bu. Tapi itu ada kata “terhadap” Bu, berarti kan kuanti Bu.”
“Iya sih, kalau terhadap kuanti.
Masa saya nulisnya terhadap sih.”
“Iyaaa Bu, ibu nulisnya ada kata
terhadapnya. Makanya saya juga bingung Bu.”
“Lah, mungkin saya salah nulis
kalii yaa. Ya udah deh kamu ganti ini ke kualitatif aja ya.”
“Baik Bu.”
“Segera menemui saya lagi ya.”
“Siap Bu.”
Hemmmm.. Setelah ditolak judul,
sekarang suruh mengganti jenis penelitian. But, no problem lah. Mungkin ini
memang jalanku berjuang dengan penelitian kualitatif. Tuhan tahu kalau aku tuh
suka nulis, nah kuali kan banyak tulisannya, katanya sih pokoknya harus
menceritakan banyak hal tentang hasil penelitian. Oke, ini mungkin yang terbaik.
Sejak kejadian-kejadian sebelumnya yang aku alami bersama drama skripsi, aku
mulai menanamkan pikiran positif. Cek
rodok tenang ngunu loh guisss.
Karena aku kepo, yang salah ini
Mrs LN atau aku ya. Mulailah aku mengecek grup whatsapp. Dan teng teret teng
teng ternyata yang salah aku. Wakakaka. Aku pun merasa bersalah, karena telah
menyalahkan Mrs LN. Wakakaka. Untung orangnya baik hati dan sabar menghadapi
makhluk super “ngeyel” seperti aku. Wakakakaka. Inilah akibat ketidaktelitian
sayaa dan kegupuhan saya karena mungkin dulu itu saking gembiranya judul di
acc. Wakakakakakka.
Setelah beberapa hari, aku
kembali lagi ke beliau. Dann aku pun meminta maaf dengan wajah yang malu juga.
Wakakakaka
“Bu, hehehe ternyata saya yang
salah Bu. Memang benar judulnya nggak ada kata “terhadap” tapi “tentang”
seperti yang ibu bilang.”
“Kan, seingat saya ini
kualitatif. Baiklah”
“Hehehe.” (untung urat malu
tipis, jadi malunya Cuma dikit, bah wes wkwkwkkw)
Setelah itu beliau merevisi ku
lagi, dan tentunya beliau juga menjelaskan bagaimana karakter
penguji-pengujiku. Seperti yang aku bilang Mrs LN akan merevisi berdasarkan
pengujinya.
Singkat cerita, aku revisi
proposal sebanyak tiga kali, akan tetapi dalam waktu yang singkat. Misal
sekarang di revisi, besok harus balik. Hingga tiga kali revisi dari awal
pertama aku mengumpulkan proposal. Alhamdulillah, aku merasakan jalanku sangat
mulus kali ini.
Hingga akhirnya, proposalku pun
disetujui oleh Mrs LN, dan akupun akan menjalankan tahap selanjutnya. Yaitu
sempro. Kalau tahun sebelumnya sempro di universitasku itu seperti ujian.
Bertemu dengan tiga dosen di suatu ruangan, yang terdiri dari dosbing dan dua
penguji. Akan tetapi, di tahunku kebijakannya berubah. Sempro kali ini harus
menemui penguji satu per satu. Bahagiaa pasti, tapi aku pun mengingat sesuatu,
bahwa dosen pengujiku satu ini adalah dosen yang sangat perfeksionis sekaliii. Aku
pun mengingat cerita salah seorang teman-temanku yang sudah berhadapan dengan
beliau, sangat menyeramkan. Mereka selalu bilang “pokok kudu kuat mental”. Hemmm saya sangat berpasrah.
Beberapa hari setelah proposal ku
di acc, aku tidak berani maju ke Mrs WA. Takutt cuyy. Ngadep dosen penguji ae ndredeg e masya Allah, ndahnio ketemu morotuo.
Eak eak eak.
Akhirnya, aku dengan kekuatan
bulan menyerahkan draft proposalku di meja beliau. Katanya sih satu minggu
setelah mengumpulkan baru bisa diambil. Oh My God berarti bener-bener di baca
dongs. Aku saat itu sudah membayangkan bahwa aku bisa-bisa lama nih revisinya
kalau sama beliau. Pengalam dari teman-temanku yang lain juga bahwa beliau juga
lama tuh acc proposalnya. Hemmm, ini baru proposal cuy masak aku lama juga dan
sekarang sudah memasuki bulan Maret. Sedangkan aku mempunyai tujuan harus
sidang semester ini. Biar aku nggak bayar UKT cuy.. Biaya aku masuk sudah
sangat mahal, harus bayar UKT dan SPSA yang cukup besar, mosok iyo aku harus nambah
semester. Kasihan orang tuaku lah. Maka dari itu, aku selalu dan selalu berdoa
meminta agar aku diridhoi sidang di semester delapan ini. Tapi, aku serahkan pada
Yang Maha Kuasa. Allah adalah perencana terbaik.
Lanjutt yaww...
Empat hari setelah aku
menyerahkan proposal di meja beliau, tiba-tiba benda berbentuk persegi panjang
milikku menerima sebuah pesan, dan aku baru membukanya pukul 03.00 WIB. Dan
kaliann semua tahu dari siapa pesan tersebut?? Ya benar, dariii mantan, eh
salah dari camer, eh salah wakakakka dari Mrs WA lah. Hemmm ternyata beliau
chat nya jam 22.00 tapi baru aku buka jam 03.00.
Kaget? Pasti lah. Setelah aku
dapaat chat dari beliauu, kuaageett sumpah dan takutt. Untungnya kebetulan aku
ada di rumah, sehingga ketakutanku pun sedikit mendingan karena ada pelukan
ayah dan ibu. Eaaakk. Isi chatnya pada intinya besok pagi aku dan beberapa
temanku harus mengambil draft di meja beliau. Dan aku tercengang pada kalimat
selanjutnya yang menyatakan bahwa mengambil draft dengan membawa lembar
persetujuan proposal. Artinya proposalku langsung di acc, dan langsung bertemu
di sidang. Tapi seperti kata teman-temanku yang lain bahwa beliau memang sangat
menguji mental. Di part selanjutnya aja aku ceritakan bagaimanaa mentalku
diuji.
Yang saat ini aku pikirkan adalah
bagaimana aku besok menghadapi beliau sedangkan aku belum belajar sama sekali. Nek ditakoni gaisok jawab piyee cobak.
Hemmm... Akhirnya jam 03.00 dengan kekuatan ndadak
aku mempersiapkan yang mungkin
ditanyakan beliau. Orang tua ku pun auto ikut bangun karena kehebohanku dini
hari itu. Dan saat itu juga aku hanya bisa bersholawat untuk menenangkan hatiii
dan aku berdoa semoga semuanya lancar.
Lanjut yaww...
Karena aku berangkat dari rumah,
dan jam 08.00 harus sudah di ruangan beliau, aku pun berangkat setelah subuh.
Di dalam pikiranku saat itu adalah “Wes
opo jare, Allah bersamaku. Aku pasrah, penting aku oleh ttd sempro, yang
menandakan judulku diterim. Alhamdulillah.”
Setelah di depan ruangan beliau,
aku ndredeg cuy. Bismillah aku masuk dannnn teng teret teng teng. Ini aku
tuliskan sedikit percakapan yang aku ingat.
Saat masuk ..
“Assalamualaikum, nama saya
blabla bla.”
(beliau mengambil draft
proposalku, dan saat beliau mulai membuka percakapan, weehhh rasanee cuyyy
ngejer gak karuan, bener-bener nguji mental)
“Kamu judul ini, dapat dari
siapa? Dosbingmu? Kamu tahu ini adalah tema penelitian saya. Dan kamu
menulisnya sangat jelekkk. Kamu tahu??? Disini juga (beliau menjelaskan di
setiap bab, paragraf, dan kalimat, cuyy bener-bener detail dan kritis) kamu
telah melakukan PLAGIASI.”
Intine ngunu pokoke.
Saat ditanyaa dan aku menjab,
nada beliau semakin tinggi. Wehh ngejer, pokoke serba salah. Aku hanya bisa
menyenandungkan sholawat dalam hati, demi ketenangan jiwa dan raga eakkk.
Kalimat yang membuatku menangis
adalah saat ancaman beliau bahwa aku bisa tidak lulus.
“Kamu tahu? Metode penelitianmu
dari 0-10 kamu hanya punya nilai dua. Sangat jelek. Kamu melakukan plagiarisme
dan kamu bisa tidak saya luluskan. Melihat proposalmu apalagi saya pengujinya,
kamu bisa tidak lulusssss.” (dengan penekanan yangluar biasa)
Seketikaa aku ingin menangis tapi
aku tahan. Aku yakin semua baik-baik saja. Setelah kurang lebih 30 menit aku di
dalam ruangan panas tersebut, beliau menandatangani lembar revisi proposal dan
...
“Oke, ketemu di sidang saja
langsung. Disini saya tulis skripsi ini plagiaattttt. Lihat saja nanti mbak
ya.”(dengan nada yang sangat jleb).
Allahuakbarr apalagi ini, cobaan
apalagi inii Ya Allah. Setelah drama skripsi sekarang harus ada lagii? Mentalku
benar-benar diuji di dalam ruangan itu. Setelah keluar ruangan, aku pun ingin
menangis tapi air mata ini entah rasanya tertahan tak ingin keluar. Tapi yang
aku rasakan saat ini adalah sesak di dada. Sangat sesak dan pusing. Setelah
mendapatkan revisi yang sangaaatt suangaattt banyaakk, bahkan perkalimat bisa
beliau revisi ditambah kalimat beliau yang mengancam aku bisa tidak diluluskan,
membuat otakku seketikaa sakit. Bingung cuyyy, Ya Allah gini amaatt demi
sarjana.
Tapi aku masih bersyukur karena
dosbingku sangat membantuku. Seketika itu juga, aku menghubungi dosen
pembimbingku dan menceritakan semua yang terjadi. Dan beliau juga memahaminya
dan berkata “Kamu revisi sebisa nya saja, nanti saya cek lagi. Sabar ya.”
Alhamdulillah Ya Allah, meski aku
mendapatkan dosen penguji yang perfeksionis dan seperti itu, aku masih
mempunyai dosen pembimbing yang sangat baik. Allah memang Maha Baik.
Singkat cerita, setelah mengalami
kejadian tersebut, aku memang sempat down, dan seperti yang aku bilang down ku
hanya sebentar, besoknya sudah balik lagi. Moodku pun kembali membaik meski
sebenarnya hati ini sedih, pikiran kacau, tapi aku berusaha untuk tidak down dan tentunya gak sampek gak arep
mangan. Wakakakakka.
Setelahh aku merevisi sebisa
mungkin proposalku, aku melakukan bimbingan ke dosbing dan menceritakan semua
yang terjadi saat sempro dengan Mrs WA. Perlahan beliau mencarikan solusi untuk
menyelesaikan ini semua.
Cukup lama aku harus revisi
proposal setelah sempro, hingga suatu ketika aku merasakan kesedihan karena
semester 8 akan berakhir. Sedangkan aku masih revisi proposal. Teman-temanku
yang lain sudah sangat berjalan jauhh, sedangkan aku hingga bulan Mei masih
revisi proposal. Sedihhh????? Pastiiii. Aku bingung, apakah aku harus menambah
semester dan harus membayar UKT lagi? Oh Tuhan jangann biarkan orang tua hamba
membayar UKT semester 9. Berdoaa dan berdoaaaa terus menerus. Aku berdoa agar
aku masih bisa sidang di semester pendek. Hanya itu kesempatanku agar aku tidak
membayar UKT lagi. Tapi, apakah bisa? Sedangkan hingga bulan Mei aku belum
penelitian. Ya Allah hanya kepadaMulah hamba berharap dan meminta pertolongan.
Revisii dan revisiii setiap saat,
hingga bulan Juni pun aku masih revisi proposal dan belum penelitian. Sedangkan
bulan Juli sidang sudah di mulai. Pesimis ku seketika datang, akankah aku bisa
sidang semester ini??? Aku tidak mau membayar UKT lagi, kasihan orang tuaku.
Aku sudah sering menyulitkan mereka berdua. Tuhan tolong hamba.
Komentar
Posting Komentar