Haiiiii... lanjut part 7
yaaaaaaa..
Sesuatu terjadi pada keluargaku
di hari Jumat bulan Juli 2019. Saat pagi hari aku mendapati kaki dan tangan
ibuku sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Auto panik pastiiii. Apalagi ya Allah
yang terjadiii??? Melihat ibuku yang seperti itu aku pun hanya bisa menangis
(tapi di dalam hati). Mencoba tenang dan berpikir positif, semua akan baik-baik
saja.
Melihat ibu yang seperti itu,
ayah bergegas membawa ibu ke tempat dokter pribadi yang menjadi langgangan
keluarga kami. Aku di rumah hanya bertiga aku, ayah dan ibu. Kakakku ada diluar
kota. Sehingga jarak kami cukup jauh. Untungnya tetangga-tetangga di rumahku
seperti saudara sendiri, akhirnya ibu dibawa ke dokter. Dan aku di rumah hanya
bisa berdoa, membentangkan sajadah dan menangis seseduh-seduhnyaa kepada Sang
Illahi. Aku harap semua baik-baik saja.
Ibuku memang mempunyai riwayat
penyakit stroke dan darah tinggi. Dan
sekarang penyakit itu datang lagi. Ya Allah apa yang terjadi lagi. Aku
benar-benar ketakutan saat itu. Berjam-jam kemudian ayah tak kunjung pulang,
hingga tetanggaku yang juga ikut mengantarkan ibu memberitahukan bahwa aku
harusmenyiapkan semua baju-baju ibu dan sebagainya. Karena ibu harus dirawat di
rumah sakit selama beberapa hari.
Allahuakbarr, ibuku pertama kali
di rawat di rumah sakit, pasti beliau juga stress. Tapi mau gimana lagi? Allah
rencanaMu nanti pasti sangat indah.
Setelah aku sampai di rumah
sakit, aku tidak tega melihat kondisi ibuku. Menangislah aku di dalam hati,
karena aku tidak ingin sedikitpun menangis di hadapan ibuku. Karena beliau
pasti akan sedih juga. Jadi, aku di depan beliau memasang senyuman tegar,
berusah menghibur beliau sampai tertawa, melakukan tingkah-tingkah konyol di
hadapan ayah dan ibu, agar mereka tidak sedih dalam menjalani cobaan ini.
Dalam hati kecilku memang
mengatakan, Ya Allah haruskah saya dan mengapa saya?
Selama di rumah sakit, aku harus
membagi waktu antara mengerjakan revisi dan merawat ibu. Selama di rumah sakit
pula, aku sebenarnya tidak bisa berkonsentrasi untuk mengerjakan revisi,
akhirnya aku memutuskan menghentikan revisiku sementara waktu, dan fokus
merawat ibuku. Kesembuhan ibu adalah hal yang utama bagiku. Meski, saat aku di
rumah sakit, revisi selalu membayangiku, tapi ketika aku melihat ibu aku
meletakkan kesehatan ibu sangat utama.
Aku dan ayah secara bergantian
menemani ibu di rumah sakit. Karena ayah juga harus bekerja, sekali-kali aku
ditemani oleh budeku dan pak deku. Jika mereka bekerja, aku sendirian menemani
ibu. Kaki dan tangan ibu ku bagian kiri masih kaku untuk digerakkan. Alhamdulillah
bibir ibuku baik-baik saja, tapi tekanan darah ibuku selama di rumah sakit
tidak berubah, tetap 160/100. Ibu pun selama di rumah sakit merasa tak tenang,
ingin cepat pulang, karena memang ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit. Ibu
ku orang yang lincah, tidak bisa diam, dan hampir tidak pernah terkena flu,
demam, pusing atau sejenisnya. Tapi, mulai tahun 2017 ibu tiba-tiba kena stroke
dan darah tinggi, dan tahun 2019 penyakit itu datang lagi.
Beberapa hari kemudian, ibu
diperbolehkan pulang. Seneng lah pasti. Selama ibu di rumah, semua pekerjaan
rumah menjadi tanggung jawabku. Mulai mencuci, memasak, membantu ibu untuk
mandi, menyiapkan pakaian ayahku, membersihkan rumah, menyiapkan obat ibu,
semua menjadi tanggung jawabku sekarang. Mengingat hanya aku anak perempuan
satu-satunya. Terkadang juga aku bergantian dan membagi pekerjaan rumah dengan
ayah.
Semua aku lakukan dengan hati
yang lapang, demi kesembuhan ibuku. Revisii????? Sama sekali belum aku sentuh
lagi. Yang aku pikirkan hanya kesembuhan ibuku, itu yang utama. Ibu adalah
segalanya bagiku. Perempuan tangguh yang aku miliki. Tempatku mengadu selama
ini.
Sedih pastii. Apalagi melihat
teman-teman sekitarku sudah mulai cetak skripsi dan daftar wisuda, bahkan ada
yang sudah wisuda dan bekerja. Iri memang rasanya melihat mereka. Namun secepat
mungkin aku harus membuang rasa itu.
Terasa menyesakkan memang apa
yang terjadi ini, aku diuji dan sekilas aku rasa aku tak kuasa. Tapi yang bisa
aku lakukan hanyalah bersabar, , tabah, ikhlas menerima semua ini. Ini adalah
ujian. Aku yakin tak ada beban tanpa pundak, tak ada permasalahan tanpa solusi,
setelah hujan akan ada pelangi, setelah kesedihan pasti ada kebahagiaan.
Aku pun selama bulan Juli hingga
Agustus tidak bisa pergi ke kampus, karena ibu masih belum bisa ditinggal
sendirian. Ibu selalu berkata “gimana revisianmu? Gara-gara ibu kamu gak
selesai-selesai revisiannya. Maafkan ibu yang merepotkanmu.”
Aku hanya berkata
“Santaaiii, pikir keri. Tenang
ae, penting wes gak bayar ukt, wes dinyatakan lulus empat tahun brooo.”
Aaku berusaha menenangkan ibu,
aku tidak boleh membuat ibu berpikir keras, karena tentunya akan mengganggu
kesehatan beliauu. Aku tidak mau itu terjadi. Aku harus bisa menutupi segala
kesedihan yang aku alami. Tuhan pembuat rencana terbaik. Aku tahu Tuhan akan
menyiapkan kado terindah setelah ini. Sabar dan selalu berdoa itu lah yang
hanya bisa dilakukan oleh manusia lemah seperti ku ini...
Singkat cerita, bulan Agustus
akhir aku baru memulai revisiku, dan menyerahkan ke dosen pembimbing terlebih
dahulu. Alhamdulillah, keadaani ibuku semakin membaik, mulai bisa berjalan,
tangan mulai bisa digerakkan, tapitetap harus di awasi, takutnya nanti jatuh
hehehehe.
Agustus akhir akuu ke kampus dan
revisi ke Mrs LN. Hanya menaruh draft lalu pulang, kali ini aku harus PP karena
aku tidak bisa meninggalkan ibuku lama-lama. Nanti tidak ada yang mengontrol
makanannya, tak ada yang menyiapkan obat dan sebagainya, akhirnya aku
memutuskan untuk PP saja. Untungnya untuksampai ke kampus dari rumah aku hanya
membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam kalau nggak macet sih, kalau macet ya
lebihk, dan aku juga naik bis untuk kesana.
Singkat cerita, setelah revisi ke
dosbing, kini saatnya aku revisi ke Mrs WA. Dan apa yang terjadi??? Lagi-lagi
menguji mental, yang membuatkuu tiap tidurr kepikiran, tiap makan kepikiran
dengan ini semua. Sedih dan stres rasanya aku saat ini. Bingung dan capekkk,
aku lelah sudah menghadapii segala ujian ini. Aku harus membagi waktu, antara
keluarga dan pendidikan, capek pastiii. Cuapekkk apalagi. Capek hati dan
pikiran. Revisi Mrs WA telah membawaku sesedih ini. Bulan September hingga
sekarang aku menulis blog ini revisi ku belum selesai, mentalku benar-benar
diuji.
Kali ini setelah mengumpulkan
revisi ke Mrs WA awal bulan September dan mendapatkan ancaman lagi, aku hanya
bisa menangis sesedih sihnya. Haruskahh akuuu mengalami seperti ini?? dan yang
membuatku lebih sedih lagi aku tidak bisa wisuda bulan Oktober ini, padahal
ayah ibuku berharap aku segera wisuda dan bekerja. Tapi apalah daya jalan ini
masih berliku.
Saat aku mulai frustasi, mulai
sedih, aku selalu memutar lagu yang kurasa memiliki makna yang dalam, dengan
lirik:
Kau uji aku, sekilas aku rasa tak
kuasa..
Namun aku sadari, dan aku
mengerti, semua nya kuserahkan padaMu,..
Tak kan aku bertanya mengapa
harus terjadi
Karena aku yakini tak ada beban
tanpa pundak..
Kau uji aku karena ku bisa
melewatinya
Ini yang terbaik bagi diriku,
semua hanya ujian
Biarkan aku malam, menangis di
sepanjang sholatku, karena hanya Allah yang bisa membuatku tegar ..
Menjalani semua ini,
Badai pun pasti berlalu,, menguji
imanku
Aku serahkan pada Illahi...
Seperti lirik diatas, aku hanya
bisa pasrahh menjalani semua ini. Tekanan pasti ada, apalagi ketika ditanya,
kapan wisuda?? kok durung mari-mari se
revisimu? Dan masih banyak lagi.
Aku yakin Allah sebelum
mengangkat derjaat hambanya terlebih dahulu diuji. Mengapa aku? Karena Allah
tahu aku mampu. Allah tidak mungkin menguji hambanya diluar batas kemampuannya.
Aku bisa dan pasti bisa. Aku hanya perlu sabaarr dan menjalani semua ini dengan
ikhlas. Aku bisa dan pastiii bisa. Allah bersamaku.
Dan dari semua kejadian yang aku
alami, aku selalu menekankan pada diriku “Bagaimanapun keadaanmu sekarang,
sebisa mungkin tetap buatlah orang di sekililingmu tersenyum, dan tetaplah
bantu mereka selagi kalian bisa, buat apa hidup jika tidak bermanfaat untuk
orang lain.”
Nah sekian dulu nih cerita
mencapai tujuan part 7. Tunggu keajaiban yang akan aku dapatkan setelah ini
semua yaa,, aku pun belum tahu karena sampai saat ini aku masih menjalani
proses revisi. Doakan cepat selesai yaaaa gaesss.. Semoga proses ku mencapai
tujuan bisa menginspirasi kalian dan memotivasi kaliaan. Aamiin..
Tunggu part selanjutnya yaaa.
Terimakasihhh kawaaannnnn..........
Semangatt dan selalu berdoa.
Sholallahu ala Muhammad J
Komentar
Posting Komentar